Berikut ini artikel yang memuat wawancara Viva.co.id dengan Pendiri Kokaro.
—-
Jejak Humanoid Anak Bangsa
Amal Nur Ngazis, Mitra Angelia, Agus Tri Haryanto, Foe Peace Simbolon, Dwi Royanto (Semarang), Januar Adi Sagita (Surabaya)
Sabtu, 23 April 2016, 11:39 WIB
Bicara jejak karya robotika, sejatinya Indonesia sudah memulainya sejak 30 tahun lalu, tepatnya era 80-an dan awal 90-an. Tapi, dalam tiga dekade tersebut, dunia robotika Indonesia masih berkutat dalam robot riset, robot konsep, atau pembuatan robot untuk kepentingan kompetisi.
Bila bicara robot yang lebih luas, maka yang dipakai di beberapa instansi dan perusahaan hanya lah robot yang mendukung proses industri. Sementara itu, di luar negeri, perkembangan robot kini sudah sampai pada robot yang mirip manusia atau disebut dengan istilah humanoid (human android).
Robot humanoid terbaru yang sedang hangat yaitu robot bernama Jia Jia. Robot ini terlihat sangat cantik. Saking miripnya dengan manusia, banyak orang yang melihat tidak bisa membedakan antara dia yang hanya sebuah robot dengan wanita yang ada di sampingnya.
Selain Jia Jia ada juga robot Mark 1, robot cantik yang wajahnya mirip dengan bintang Hollywood, Scarlett Johansson. Tak tanggung-tanggung, untuk merangkai Mark 1, penciptanya harus merogoh kocek lebih dari HK$400 ribu atau setara Rp670 juta.
Namun, bukan berarti anak bangsa tak bisa membuat robot humanoid. Pendiri Komunitas Kampung Robot (Kokaro) yang ada di Sidoarjo, Jawa Timur, Arief Andhi Yudanarko, mengatakan, bagi sebagian kalangan, khususnya mereka yang telah lama menggeluti dunia robotika, adanya robot humanoid bukanlah sesuatu yang baru di Tanah Air.
Yudanarko menambahkan, di Indonesia, penelitian untuk mengembangkan robot humanoid sudah banyak dilakukan. Di antaranya di sejumlah universitas ternama, seperti Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Continue reading