Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia
#RobotCamp SDIT Al Uswah Pamekasan
SDIT Al Uswah Pamekasan mengundang Komunitas Kampung Robot untuk memberikan pelatihan robotika untuk memperkenalkan robotika dan sebagai media merangsang kreativitas siswanya. Dalam pelatihan singkat atau #RobotCamp selama 6 jam ini, siswa diajak berkreasi merakit, mengembangkan, dan memainkan robot SOCCERMAN. Walau sangat sederhana, robot SOCCERMAN ini masih menjadi proyek yang paling menarik sejak awal diperkenalkan pada tahun 2002.
Pelatihan pada tanggal 5 Agustus 2015 ini dibagi menjadi 3 sesi. Pertama, peserta diberi pengetahuan melalui tayangan audio visual dan diskusi tentang sejarah dan perkembangan robotika. Kemudian pada sesi kedua, peserta diajak bersama-sama merakit dan mengembangkannya sesuai kreativitas masing-masing. Terakhir, ini sesi yang paling seru, peserta diajak memainkan dengan mengadakan perlombaan sederhana. Perlombaannya adalah dua robot berhadapan berebut dan menggiring bola untuk dimasukkan ke gawang lawannya.
Robot Dikalibrasi dan Di-tune-up, Selamat Idul Fitri dan Mohon Maaf
Bikin Robot Cuma Begini ?
Sepuluhan tahun lalu, di akhir semester pertama saya mengajarkan robotika pada anak-anak, ada anak yang berkomentar begitu. Saya tanya mengapa, dia katakan di rumahnya ada mainan yang lebih canggih dari ‘yang cuma begini’ ini. Saya tertampar. Bukan karena merasa disepelekan, tetapi karena belum mampu menunjukkan apa kelebihan ‘yang cuma begini’ ini.
Tetapi, pagi tadi (23/06/2015), di sebuah rumah di kawasan yang terlalu mewah bagi saya, seorang anak berkata begitu lagi. “Jadi, cuma begini saja ya?”
Kali ini, saya mendengarnya dengan bangga karena anak itu mengatakannya sambil mengangguk-angguk dan tersenyum. Matanya berbinar. Seakan juga berkata, “Aha, kini kutahu rahasianya.”
Sebelumnya dia pernah mengikuti semacam kursus robotika dengan perangkat yang mahal. Dia sebutkan, “Itu kan harganya 4 jutaan.” Pernah beberapa kali mengundang pengajar privat robotika, tetapi belum memuaskan. Begitu cerita mami anak ini.
Saya bersyukur, Alloh menjadikan 1 jam pertama pertemuan pagi tadi sangat berarti. Dan malam ini saya menerima pesan WA dari grandpa-nya, yang bulan lalu ‘menemukan’ saya setelah membaca koran. “Pak Yuda sugeng dalu. Matur nuwun sanget sampun meluangkan waktu untuk mengajar cucu saya.”
Pengalaman ini menjadi semangat bahwa sedehananya konsep pembelajaran Komunitas Kampung Robot yang kini saya sebut dengan 3T ternyata semakin efektif.
.: Catatan Arief A. Yudanarko :.
[Kalteng Pos] Enam Jam, Murid SD Berhasil Rakit Robot
Palangka Raya – Robot memang memiliki teknologi yang rumit. Namun, di bawah bimbingan pendiri Komunitas Kampung Robot (Kokaro) Sidoarjo Jawa Timur, Arief Andhi Yudanarko, sebanyak 17 murid SD dan SMP, berhasil merakit robot, Minggu (24/5). Mereka hanya perlu waktu enam jam merakit robot manual.
Yuda panggilan Yudanarko, mengatakan, tak ada syarat khusus untuk belajar merakit atau membuat robot tingkat dasar ini. “Untuk level dasar ini, dimulai dari nol. Semua anak bisa ikut pelatihan,” ujar Yuda, ditemui di sela-sela mengajar membuat robot di Rumah Ilmu Al Ghazy Banin, Jalan Kinibalu Palangka Raya.
Ia mengakui, teknologi robot ini merupakan teknologi yang rumit. Supaya mudah dipahami, dia punya cara untuk mengenalkan teknologi ini ke anak-anak. Yuda menyebutnya dengan modal tiga T.
T pertama, yakni terjangkau konsepnya. Konsep tentang robot harus mudah dipahami anak. T kedua, terjangkau bahannya. Artinya bahannya mudah didapat. Bahan yang digunakan untuk robot ini berasal dari mainan yang banyak dijual di pasar. T ketiga, yakni terjangkau biayanya. Diakui Yuda, konsep, bahan, dan biaya ini, yang sering menjadi kendala dalam mengenalkan robot kepada anak.
Sementara istri Wakil Wali Kota, Trisnawidyanti Mofit Saptono, saat berkunjung ke tempat itu mengatakan, kegiatan ini sangat bagus. Melatih motorik, kreativitas, dan kesabaran anak-anak.
“Kegiatan ini juga positif dan sebuah terobosan. Saya berharap, ke depan banyak anak-anak di Palangka Raya bisa belajar membuat robot,” ujarnya.
Class robotica yang digagas oleh Rumah Ilmu Al Ghazy Banin Palangka Raya bersama Yayasan Raihan Hananiya Palangka Raya, memang untuk merangsang kreativitas anak-anak Palangka Raya.
“Ke depan kami ingin untuk membentuk komunitas robotik di Kota Cantik,” kata pendiri Rumah Ilmu Al Ghazy Banin, Selvy Majedi.
Kenapa dia memilih class robotica sebagai pelatihan? Pertama, karena kegiatan merakit robot merupakan yang pertama kali dilakukan di Palangka Raya. Kedua, karena sesuai dengan konsep yang diterapkan oleh Rumah Ilmu Al Ghazy Banin itu sendiri yaitu menjadi wadah anak-anak untuk mencoba hal-hal baru.”
“Palangka Raya ini kota pendidikan, tapi hingga saat ini masih belum ada nilai plusnya. Nah, siapa tahu dengan adanya pelatihan dasar robotic ini akan memberikan nilai plus,” imbuhnya.
Pelatihan merakit robot itu pun hanya berlangsung selama 6 jam, karena masih merupakan latihan dasar. Sedangkan, robot yang dirakit adalah robot jenis transportman yaitu robot yang dasarnya bisa dipakai untuk bermain sepak bola dan masih menggunakan remote control.
“Class robotika ini masih class uji coba. Tapi, insya Allah ke depannya nanti kita mau mengadakan latihan perangkaian robot xlite yang sudah pakai program komputer. Rencananya sih bulan depan kita mau mengadakan seminar dengan guru-guru di sekolah untuk memasukkan class robotica ini ke dalam pelajaran ekstrakurikuler,” bebernya.
Dari Kalteng Pos, Senin 25 Mei 2015.