Modal mobil mainan dengan sedikit modifikasi, bisa jadi robot idaman.
Lo mungkin beranggapan kalo bikin robot itu sulit. Tapi ternyata, sekarang udah banyak anak muda yang bisa bikin robot sendiri. Bahkan komunitasnya juga udah ada lho. Yang kegiatannya pembinaan keterampilan roboika bagi anak-anak dan masyarakat.
Adalah Arief Andhi Yudanarko, salah seorang yang peduli dan siap membantu anak-anak dan pemuda untuk merangkai robot sendiri. Dia membentuk Komunitas Kampung Robot (Kokaro), sebuah lembaga pengembangan robotika berbasis komunitas, yang sebelumnya bernama Cerdikia, kemudian bergabung dan diberdayakan oleh Pulpenmas (Pusat Pelayanan Pendidikan Masyarakat) pada tahun 2010.
Sekali sebulan, teman-teman Kokaro hadir di car-free-day di Alun-alun kota Sidoarjo, Jawa Timur dan membawa beberapa robot untuk didemonstrasikan. Salah satunya adalah Drumbot, sebuah robot penabuh drum. Anak-anak yang penasaran dan datang melihat ditawari memainkan Drumbot. Ada yang seneng, ada yang malu-malu tapi mau, ada juga beberapa orang tua yang memperhaikan. Sebagiannya bertanya, dan pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah: “Ini buat sendiri, ya?”
Nah, karena masih banyak orang yang beranggapan bahwa bikin robot itu rumit, Kokaro pun melaju dengan misi untuk memberikan pemahaman kepada orang-orang bahwa membuat robot itu gampang. Bahkan, anak-anak pun bisa buat robot dengan modal yang nggak terlalu mahal.
Cukup dengan beli mobil mainan yang kemudian dimodiikasi dengan motor untuk penggerak dan komponen elektro lain yang gampang banget didapat, mereka bisa menciptakan robot sesuai dengan keinginan.
Kerennya, komunitas ini nggak hanya berkegiatan di Surabaya dan sekitarnya aja, tapi udah berskala nasional loh! Kokaro memulai programnya sejak tahun 2001 di Surabaya dengan nama Cerdikia dan menjadi inspirasi lahirnya kegiatan pembinaan keterampilan robotika lainnya, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun lembaga. Terakhir, Kokaro mengadakan Pelatihan Instruktur Robotika Kokaro di Makassar yang diikui oleh 54 orang. Semuanya adalah guru SD hingga SMA dari Makassar, Bone, dan Pare Pare.
Komunitas ini juga punya subkomunitas yang bernama Kemero. Kalau kalian faham bahasa Surabaya-an, pasi tahu ari ‘kemero’ atau ‘kemeroh’, yang artinya sok tahu. Nah, nama Kemero itu bukan berari mau sok-sokan ya gengs, tapi singkatan dari Kelompok Belajar Robot. Anggotanya adalah pelajar-pelajar sekolah menengah yang berminat belajar roboika.
Arief A. Yudanarko, mendirikan komunitas ini karena terkesan oleh pengalamannya mengikuti perlombaan robot Robocon 1995 di Osaka Japan ketika masih belajar di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – PENS bersama rekan satu tim. Beberapa bagian robot terpaksa dibuat dari bahan bekas karena pada waktu itu masih sulit mendapatkan bahan baru dan harganya cukup mahal. Sampai sekarang pun, banyak komponen robot yang masih mahal.
Tapi, dengan dukungan dari Dr.Eng. Indra Adji Sulisijono dari PENS, Yudanarko mengembangkan proyek-proyek robotika yang sederhana, mudah, dan terjangkau melalui Komunitas Kampung Robot dengan maksud agar pengalaman membangun robot dapat dimiliki oleh sebanyak-banyaknya anak Indonesia.
Gimana? Keren ya! Kokaro ini terbuka buat kalian yang kepengin gabung. Entah itu yang masih kepengin belajar atau bahkan yang udah ahli dan kepengin jadi pengajar/fasilitator, Kokaro terbuka untuk semua umur. Bahkan buat lo yang sekadar kepengin konsultasi tugas praktik robotik atau ada masalah sama robot bikinan lo, lo bisa hubungi mereka untuk minta bantuan. Langsung aja stalking Facebook Page mereka di Komunitas Kampung Robot atau di http://kampungrobot.web.id, yes! (Hasniar)
Sumber: Provoke Magazine