Pemanfaatan robotika dalam dunia pendidikan, khususnya di sekolah, semakin diminati. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau kelab-kelab dan lembaga kursus robotika dibuka di mana-mana. Perlombaan pun diadakan hampir setiap bulan. Booming! Begitu istilahnya. Di satu sisi, hal ini menguntungkan bagi Kampung Robot karena permintaan pelatihan atau produk terus meningkat. Namun, di sisi lain, hal ini membuat perasaan miris. Mengapa?
Kampung Robot yang sebelumnya bernama Cerdikia, di awal kiprahnya melakukan sosialasi pendidikan teknologi dengan memanfaatkan robotika sebagai medianya menginginkan proses pembelajaran yang lebih alami dan menyentuh aspek-aspek pembelajaran itu sendiri: sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Dari proses yang alami dan memperhatikan ketiga aspek tersebut, kegiatan pembelajaran dengan media robot dapat menumbuhkan motivasi belajar dan mengembangkan berbagai potensi siswa, bukan semata-mata mengikuti trend atau terlalu berorientasi pada perlombaan.
Pada kesempatan pelatihan guru di Kebumen yang diselenggarakan di SDIT Ibnu Abbas Kebumen pada tanggal 23-24 Maret 2013 ini, para peserta diajak untuk menjadikan robot sebagai media pembelajaran dalam arti sebenarnya.
Pelatihan seperti ini diperlukan untuk menjaga arah kegiatan pembelajaran robotika di sekolah agar menjadikan anak sebagai perekayasa teknologi, bukan malah menjadikan mereka sebagai robot pembuat robot.