View this post on Instagram Dulu para pejuang kemerdekaan melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta kepada penjajah yang masih ingin berlama-lama Indonesia. Walau hanya 6 jam berhasil menduduki Yogyakarta, serangan tersebut berhasil menarik perhatian dunia bahwa Indonesia ada. Kemarin, 1 Maret 2019, 2 peleton pasukan siswa TKIT dan SDIT Ibadurrahman dengan penuh semangat menyerang aula serbaguna dan mendudukinya selama 6 jam. Bersama Komandan Yudanarko dari Mabes Kokaro, mereka berjuang merakit robot wall-tracer atau wall-hugging-mouse. Begitu perakitan selesai, mereka diminta mencoba menjalankan robotnya. "Kok mlakune mung muter-muter to?" "Aku mau jalannya lurus." Haha .. namanya juga anak-anak. Walau sudah dijelaskan bahwa cara kerja robot ini adalah berjalan dengan panduan dinding, mereka lebih 'excited' kalau jalannya lurus 'doang'. Tapi, hanya beberapa anak saja yang demikian. Begitulah asyiknya belajar dengan media robot bersama anak-anak. Selalu ada yang tidak terduga. Maka, Kokaro menggunakan sebutan fasilitator bukan pengajar, karena tak hanya mengajar anak-anak tetapi justeru lebih banyak belajar dari mereka. Aayo, buat sendiri robotmu! #kokaro #robotworks #robotcamp #robot #analogrobot #wallhuggingrobot #walltracerrobot #roboticsforkids #education #learning #technology #21stcenturyskills #steamlearning #steamproject #blitar #blitarhits #ibadurrahmansrengat A post shared by Komunitas Kampung Robot (@kokaroid) on Mar 1, 2019 at 6:06pm PST
Dulu para pejuang kemerdekaan melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta kepada penjajah yang masih ingin berlama-lama Indonesia. Walau hanya 6 jam berhasil menduduki Yogyakarta, serangan tersebut berhasil menarik perhatian dunia bahwa Indonesia ada. Kemarin, 1 Maret 2019, 2 peleton pasukan siswa TKIT dan SDIT Ibadurrahman dengan penuh semangat menyerang aula serbaguna dan mendudukinya selama 6 jam. Bersama Komandan Yudanarko dari Mabes Kokaro, mereka berjuang merakit robot wall-tracer atau wall-hugging-mouse. Begitu perakitan selesai, mereka diminta mencoba menjalankan robotnya. "Kok mlakune mung muter-muter to?" "Aku mau jalannya lurus." Haha .. namanya juga anak-anak. Walau sudah dijelaskan bahwa cara kerja robot ini adalah berjalan dengan panduan dinding, mereka lebih 'excited' kalau jalannya lurus 'doang'. Tapi, hanya beberapa anak saja yang demikian. Begitulah asyiknya belajar dengan media robot bersama anak-anak. Selalu ada yang tidak terduga. Maka, Kokaro menggunakan sebutan fasilitator bukan pengajar, karena tak hanya mengajar anak-anak tetapi justeru lebih banyak belajar dari mereka. Aayo, buat sendiri robotmu! #kokaro #robotworks #robotcamp #robot #analogrobot #wallhuggingrobot #walltracerrobot #roboticsforkids #education #learning #technology #21stcenturyskills #steamlearning #steamproject #blitar #blitarhits #ibadurrahmansrengat
A post shared by Komunitas Kampung Robot (@kokaroid) on Mar 1, 2019 at 6:06pm PST