Harian Fajar Metropolis, 16 Januari 2015
Mengintip Komunitas Kampung Robot Makassar
Bermain Sambil Belajar Teknologi
Komunitas ini baru berdiri sekitar dua tahun lalu di Makassar. Mereka mengumpulkan pelajar yang tertarik dengan dunia teknologi, untuk kemudian dibina merakit robot sendiri. Meski baru dua tahun di Makassar, sejatinya komunitas ini sudah cukup lama di Jawa. “Di Jawa sudah sangat banyak, jadi kami berpikir bagaimana agar pemahaman IT, terutama bagi anak-anak dan remaja bisa berkembang di Indonesia Timur. Makanya, kami pun mendirikannya di Makassar,” kata pengelola Komunitas Kampung Robot, Rudy Prihatin, saat ditemui di Pantai Losari.
Kamis, 15 Januari, empat orang murid SD dari komunitas ini baru saja ikut syuting salah satu kegiatan TV Swasta lokal di Makassar. Mereka berempat merupakan juara lomba robot yang baru saja digelar di Malaysia. Robot-robot yang mereka bawa terlihat sederhana, namun sangat pas jadi mainan anak-anak. “Dengan robot-robot itu mereka tidak hanya bermain tetapi juga mempelajari teknologi,” ujar Rudy lagi.
Dikatakan, sejak awal pihaknya hendak mengubah pandangan masyarakat, bahwa membuat robot itu ribet. Sebenarnya kata dia, membangun robot itu terjangkau. “Kata ‘kampung’ di sini dimaksudkan mencitrakan kesederhanaan, keterjangkauan, dan kebersamaan sebagaimana suasana sebuat kampung,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan pembina Komunitas Kampung Robot Makassar, Erdin Kamaruddin, setiap pekan bahkan nyaris setiap hari, ada saja anak-anak yang berkumpul bersama merakit robot sendiri. Kampung Robot sendiri terletak di salah satu rumah di Perumahan Graha Cendekia. “Kalau di Makassar, jumlah anggota Kampung Robot sudah puluhan dan rata-rata siswa SD hingga SMA,” kata Erdin.
Jika hitungan se-Indonesia, kata dia, jumlahnya mencapai 500-an orang. Keanggotaan komunitas ini memang ada tiga macam. Yaitu mereka yang mengajar, mereka yang belajar, dan mereka yang meramaikan. Jadi, orang tua pun bisa menjadi anggota saat meramaikan kemahiran anak-anaknya. Kebanyakan pelajar yang mengikuti pelatihan atau berasal dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang dibina pengajar dari Komunitas Kampung Robot. Daerahnya sendiri tersebar mulai Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Riau, Makassar, Banjarmasin, Bekasi, hingga Depok.
Kebanyakan robot yang dikembangkan yang sederhana. Menggunakan komponen yang mudah didapatkan. Bahkan tak jarang bahannya merupakan bahan bekas yang bisa didaur ulang menjadi bentuk robot. (*)