Pelan tapi pasti, penggemar robot kian menjamur di Kota Delta. Tak hanya anak-anak atau mahasiswa, dunia robotika ini pun digandrungi orang dewasa. Robotika pun menjadi hobi yang produktif.
Di Sidoarjo, para pecinta robot bahkan punya komunitas yang disebut Kampung Robot. Tidak sebatas merakit atau beradu keterampilan, beberapa anggota komunita juga membagikan ilmu mereka sebagai guru ekstrakurikuler di beberapa sekolah.
Kampung Robot berdiri sejak 2011 atas gagasan Arief Andhi Yudanarko, Anton Widarmono, dan Farizki Yuniartio. Ketiganya merasa terpanggil untuk mengembangkan komunitas pecinta robot yang mulai menjamur. “Sebab, belum ada wadah di Sidoarjo saat itu,” katanya.
Yuda mengakui pihaknya menimba inspirasi dari komunitas serupa di Surabaya yang lebih dulu 10 tahun. Namanya Cerdikia. Yudanarko mendirikan Cerdikia setelah mengikuti kontes robot Robocon 1995 di Osaka, Jepang.
Kampung Robot ini punya jaringan di beberapa daerah di tanah ait. Di antaranya, Jakarta, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kalimantan Timur, dan Makassar. Mereka pun sering mengikuti kontes, baik tingkat nasional maupun internasional.
“Tahun lalu kami (salah satu jaringan Komunitas Kampung Robot, yaitu Sekolah Robot) menjadi juara satu kategori Robot Theatre di RoboCup Singapore 2013. Belum lama ini (binaan) Media Robotika juga menjadi satu kategori School Robot Competition di Singapore Robotic Games 2014,” imbuhnya.
Menurut Yuda, para pelajar yang mendalami robot tidak hanya dilatih bagaimana merancang robot, tapi juga pengembangan karakter. Mereka juga dilatih bekerja sama dalam tim dalam waktu yang singkat. “Kerja sama tin itu hal yang mutlak,” ujarnya.
Yuda bersyukur karena dunia robotika di Indonesia, khususnya di tingkat pelajar, semakin berkembang. Apalagi, Kurikulum 2013 ada teknologi terapan di bidang rekayasa. Sekarang banyak anak yang tertarik menggeluti robotikan,” tandasnya. (rie/rek)
Life Style Koran Radar Sidoarjo, 3 Maret 2014